Label B

Ketika Cinta Bertasbih

Posted by Diary Jumat, 12 Juni 2009 3 komentar

Jenis Film : Drama | Produser : Mitzy Christina, Cindy Christina | Produksi : Sinemart Pictures | Durasi : 120

Pemain : Kholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi, Alice Norin, Andi Arsyil Rahman, Meyda Safira, Deddy Mizwar, Ninik L. Karim, Didi Petet, Habiburrahman El Shirazy, Aspar Paturusi, Prof.dr. Din Syamsudin, Slamet Rahardjo, El Manik

Sutradara : Chaerul Umam

Untuk pandangan mata yang sekilas, film ini sangat luar biasa indahnya.Film ini sangat banyak menampilkan pemandangan-pemandangan indah di kota-kota Mesir. Secara berani bisa saya katakan, film ini menjual banget panorama Mesir. Kesempatan pertama untuk film Indonesia yang syuting di Mesir, membuat Chaerul Umam beserta kru film lainnya sengaja memamerkan dan menjual kelebihan tersebut.

Film dibuka dengan kemegahan Mesir, serta kesibukan Azzam yang sibuk saat belanja buat usaha jual tempe dan bakso. Azzam membeli bahan tempe dan baksonya di pasar, sesekali dia memanggul bahan di bahunya dan meletakkanya ketika dia kelelahan, kemudian dipanggilkan taksi dan meluncurlah Azzam ke flat, tentu saja taksi melewati pyramid, megah….! 10-15 menit kemudian terfokus di perayaan KBRI dengan Azzam dan Eliana, Dien Syamsudin juga nongol disini lhooo (walau hanya sebagai cameo, tapi lumayan Pak, nampang!), yang paling berkesan sih saat Azzam membayangkan Eliana memakai jilbab, memang saat itu beberapa detik diperlihatkan Alice Nourin (pemeran Eliana) memekai jilbab, tak lama, mungkin hanya 4 detik.

Adegan demi adegan bergulir seperti isi novelnya, dari Azzam dan Pak Ali berjalan-jalan membicarakan pantai Cleopatra agak terganggu dengan cameo turis yang isng foto-foto dengan pose super narsis, jadi dialog antara Azzam dan Pak Ali agak terganggu, lha gimana, seisi penonton bioskop pada cekikikan smua… Adegan pengejaran bus oleh Azzam, Anna dan Erna juga seru, trus pingsannya Fadhil saat penggeledahan tamu tak diundang buat mencari Wail Kafuri, juga ada…

Sekarang mari kita berlanjut pada akting-akting pemainnya.

Abdullah Khairul Azzam diperankan Kholidi Asadil Alam

Tak heran jika melihat segudang prestasi pemuda dari Pasuruan ini yang segudang. Aktingnya pas, menjiwai sekali dan cocok sekali memerankan tokoh Azzam yang ulet dan tekun serta taat pada agama serta sayang keluarga. Kholidi memerankannya sangat apik. Untuk film pertamanya, saya rasa Kholidi sangat berhasil.

Anna Althafunisa diperankan Oki Setiana Dewi

Jika di Ayat-Ayat Cinta tokoh pria yang jadi rebutan, kalo di KCB justru sebaliknya. Tokoh wanita yang diperankan Oki sebagai Anna jadi rebutan para pria yang tidak sembarangan. Tak jauh beda dengan akting Kholidi, akting Oki juga bagus, apalagi ini juga film pertama gadis yang juga banyak prestasinya ini.

Eliana Pramestya Alam diperankan Alice Sofie Norin

Yang ini sudah tidak bisa diragukan lagi. Untuk memerankan sebagai Eliana yang tak lain adalah putri Dubes yang cantik pintar dan bebas, sangat berhasil diperankannya. Ini mungkin karena Alice memang sudah beberapa kali jadi bintang utama di sebuah sinetron di televisi.

Furqon diperankan Andi Arsyil Rahman

Ini dia pemain yang menurut aq cukup lemah aktingya. Untuk kelihatan sebagai Furqon yang lebih tua dari umurnya, tampan, pintar dan royal saya melihat sangat berhasil. Tapi, kalau melihat dialog-dialognya serta ekspresinya, kadang kurang meyakinkan. Lihat saja adegan dimana dia saat bertemu Azzam di pameran masakan Indonesia. Koq lebay sih?

Ayatul Husna diperankan Meyda Sefira

Aktingnya sih bagus, Tapi, aq melihat tokoh ini malah terkesan hanya berperan sebagai bintang iklan. Bagaimana tidak, banyak adegan yang perannya tak ada bedanya sebagai bintang iklan dari sponsor di film ini. Sebagai bukti, di beberapa adegan dia selalu naik sepeda motor, persis seperti adegan iklan yang biasanya ada di setiap jeda iklan sinetron di televisi. Seperti hal lainnya, dia menyebut nama merk motor di sebuah suratnya, dan juga kata-kata mobile banking di dialognya, yang tak lain ada sponsor bank di film ini.

Kesimpulannya, jika dibanding dengan Ayat-Ayat Cinta, AAC jauh lebih memuaskan dibanding KCB. Tapi, jika masih penasaran ingin melihat Mesir seperti apa, silahkan antri di bioskop-bioskop kesayangan anda. Karena KCB menyajikan Mesir yang indah.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Kalo si Azzam jualan tempe..si produsernya jualan Mesir...gittu maksudnya? menurut gw seh meledaknya film AAC itu kan karena sarat/pnuh dgn pesan2 moralnya nah kalo KCB ceritanya cuma begitu2 aja berarti "tidak lebih baik" ddduooong. Resume yg bagus Alia.....two thumbs Up!

anton mengatakan...

bagus juga resensi nya. aku setuju, cuman sang pengiklan vulgar banget yaa.. kayak di paksakan, gak alamiah.

batam corner mengatakan...

Pinjem cd nya dong :)

Posting Komentar

Indostok support Online Shop Hardox - Original design by Catalog | Copyright of Review Supplier & Product .